Hai shobat
ketemu lagi dengan ku, kaliini sebelum aku muali aku mau menyapa kalian, bagai
mana kabar shobat semua? Semoga baik-baik aja, shobat kali ini aku akan
memberikan suatu kisah motivasi kepada kalian, kisah ini seru
looooooo.......... uda gak sbaran ya buat baca artikel ini yauda kalo gitu
silahkan membaca artikel ini semoga dapat berguna bagi shobat semua......... ^_^
.
Alkisah di
sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak
satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering
meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu
suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya.
Ia selalu berdoa memohon, "Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini,
supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia
bertobat sebelum aku mati." Tetapi, si anak semakin larut dengan perbuatan
jahatnya.
Suatu hari,
anak itu dibawa kehadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi saat
mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahat yang
telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman mati. Diumumkan ke
seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya,
tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.
Berita
hukuman itu membuat si ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus dikumandangkannya
sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk memohon anaknya jangan
dihukum mati. Tapi keputusan tidak bisa diubah! Dengan hati hancur, ibu tua
kembali ke rumah.
Keesokan
harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul di lapangan.
Sang algojo tampak bersiap dan si anak pun pasrah menyesali nasib dan menangis
saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua.
Detik-detik
hukuman mati akhirnya tiba. Namun setelah lewat lima menit dari pukul 06.00,
lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas lonceng pun
kebingungan karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara
dentangnya tidak ada! Saat mereka semua sedang bingung, tibatiba dari tali
lonceng itu mengalir darah. Seluruh hadirin berdebar-debar menanti, apa
gerangan yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua. Dia
tampak memeluk bandul dan diduga meninggal saat tubuhnya membentur dinding
lonceng.
Si ibu
mengorbankan diri untuk anaknya. Malam harinya dia bersusah payah memanjat dan
mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng. Dia berharap lonceng tidak
pernah berdentang demi menghindari hukuman untuk anaknya.
Semua orang
yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si
anak menangis sedih, menyaksikan tubuh ibunya terbujur kaku. Penyesalan selalu
datang terlambat!
Shobat...........
Kasih ibu
kepada anaknya sungguh tiada taranya. Lihat kisah ilustrasi di atas. Betapa pun jahat si
anak, seorang ibu rela berkorban dan akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya.
Maka selagi
ibu kita masih hidup, kita layak melayani, menghormati, mengasihi, dan
mencintainya. Perlu kita sadari pula suatu hari nanti, kitapun akan menjadi
orangtua dari anak-anak kita, yang pasti kita pun ingin dihormati, dicintai dan
dilayani sebagaimana layaknya sebagai orangtua.
Di antara
keluarga ataupun sebagai sesama manusia.. jika kita bisa saling menghargai,
menyayangi, mencintai, dan melayani, niscaya hidup ini akan terasa lebih indah
dan membahagiakan.
Salam hangat
luar biasa! ^_^ .
1 komentar:
ksih sayang mu takan kulupakan
Posting Komentar