Selalu nyaman di saat seperti ini. Di saat semua orang
mungkin telah terlelap. Sepi, hening, tenang dan gelap. Ups, bukan gelap,
kurasa hanya kurang cahaya. Lalu, apa yg aku lakukan di tengah malam seperti
sekarang ini ?
Musik yg
mengalun pelan lewat headset di telinga ini yg menemaniku. Udara yg panas
ditambah aku yg belum terbiasa di kamar ini, membuat aku susah tidur cepat.
Lalu aku akan duduk di jendela memandang keluar. Sebenarnya sama sekali bukan
pemandangan indah yg aku lihat. Hanya tembok tinggi yg mengelilingi rumah ini,
jemuran yg disitu tergantung beberapa onderdil wanita, tangki air, wc, dan
pohon yg menyembul sedikit dibalik tembok. Apa istimewanya ?
Aku hanya
mencari angin. Angin yg aku harap bs menyapu pikiran ruwet di otakku akhir2
ini. Tidak pernah bosan aku mem-flasback sedikit ingatan itu. Ingatan yg justru
membuat aku lemah, karena aku tak bs berbuat apapun untuk merubah ending cerita
tersebut biar sedikit lebih manis.
Memori ini
sudah kuputar berulang2. Tapi kenapa pita kasetnya belum jg kusut ? Kenapa cm
hatiku yg kusut ? Kenapa hanya pikiranku yg kusut ? Kusut ! Kusut ! Kusut ! Aku
benci kusut !
Ah, turun
hujan. Tuhan, kumohon jangan menderas. Biarlah gerimis saja. Jgn sampai banjir
lg seperti kemarin, jgn sampai dapur bocor lg. Aku sedang malas mengepel,
Tuhan. Nyaman sekali gerimis di malam hari. Sejuk. Semilir. Damai rasanya.
Hampir
setiap malam aku seperti ini. Kapankah aku bosan duduk di jendela dan mencari
angin. Mungkin segera setelah uangku cukup untuk membeli kipas angin. Lalu
kapan aku bosan mengulang ingatan itu ? Kapan ? Kapan ? Mengulang kata “kapan” smp
mulut berbusapun tidak akan pernah terjawab. Dan kapan mulutku akan berbusa ?
Di saat
seperti ini, otakku tidak pernah waras. Selalu nglantur. Berfikir yg tidak
jelas. Berfikir seandainya dulu aku tidak berbuat seperti itu. Ah, itu sudah
terjadi ! Berfikir apa yg akan terjadi besok. Ah, itu belum terjadi ! STOP !
Sekarang katakan padaku apa yg harus aku pikirkan. Oh iya ! Mungkin aku harus
memikirkan apa yg harus aku lakukan sekarang. Berbaring, menarik selimut, dan
tidur ? Aku tidak ngantuk SAMA SEKALI ! Terus duduk dijendela smp adzan subuh
seperti kemarin dan kemarinnya lg ? Kata orang2 itu tdk baik untuk hidupku.
Memikirkan
mana baik, mana tidak baik itu tidak penting. Memikirkan mana penting, mana
tidak penting itu tidak baik. Jgn berpikir lg ! Do it ! Lakukan langsung !
Kebanyakan mikir, penuh teori, ga pernah praktek ! Nah loh, aku uda mule
nglantur. Haha.
Teringat
obrolan di sore kemarin dg ipin. Membahas orang tua. Ah, mendadak homesick !
Aku kangen bapak yg selalu meledekku krn aku tidak seperti wanita lain seusiaku
yg anggun, feminim dan bisa dandan. Ibu yg selalu mengingatkan aku untuk rajin
mandi dan menjaga kebersihan kamar. Mas andri yg selalu menyebalkan karena
jarang menuruti mauku. Dek dony yg selalu curhat masalah bahasa inggris dan ceweknya.
Kamar dg aromanya sudah menyatu dg tubuhku.
Lalu
obrolanku dg ninik. Topiknya, apalagi kalau bukan ttg cinta ? Kami yg selalu
tdk beruntung soal cinta. Kami yg selalu mengeluh ttg kesialan cinta. Kami yg
selalu menertawakan nasib tragis masing2. Kami yg selalu aaih, terlalu banyak
persamaan diantara kami. Mungkin krn kami lahir ditanggal dan bulan yg sama.
Mungkin krn kami tinggal di tempat yg sama. Perdebatan ttg pencarian cinta yg
selalu berujung statment dr Tipatkai “BEGITULAH CINTA, DERITANYA TIADA AKHIR”
Membicarakan
cinta, pasti aku langsung teringat pada sosok itu. Sosok yg mana ? Yg pertama
atau yg kedua ? Sosok pertama yg tidak pernah menghargai keberadaanku ? Atau
sosok kedua yg tak pernah kuhargai keberadaannya ? Bizare Love Triangle (lagi
!!!)
tak
terhitung waktu tuk melupakanmu. aku tak pernah bisa, aku tak pernah bisa.
Ya sudahlah.
Hey, ternyata sudah sejam lebih aku duduk di jendela, hujan pun menderas dan
menciprati kakiku. Aku kedinginan, tapi aku belum selesai menulis. Mungkin
lebih baik aku selesaikan diatas kasur, mem-publish di situs jejaring sosial,
dan tidur.
Selamat
malam, Tuhan. Aku pamit. Eh, ralat ! aku lupa kalau sudah pagi.
Selamat pagi, Tuhan. Aku pamit.
Selamat pagi, Tuhan. Aku pamit.
0 komentar:
Posting Komentar